Home » » Mengenal Allah

Mengenal Allah

Written By faizin on Jumat, 18 Oktober 2013 | 23.36



Mengenal Allah
Kemuliaaan sesuatu ilmu tergantung pada perkara yang dipelajari dalam ilmu daripada Allah l, maka ilmu memngenal Allah l merupakan ilmu ynga paling mulia. Cara mengenal Alllah iut bisa dilakukan melalaui:
v  Ayat-ayat Kauniyah (tanda-tanda keagungan Allah pada alam semesta atau seluruh makhlukNya) dan
v  Ayat-ayat Syar’iyah (tanda-tanda keagungan Allah pada syari’at atau agamaNya)
Mengenal Allah l mencakup 4 bagian yaitu:
1. Mengenal keberadaan Allah.
2. Mengenal keesaan Rububiyah Allah.
3. Mengenal keesaan Uluhiyah Allah (hak Allah untuk diibadahi).
4. Mengenal nama-narna dan sifat-sifat Allah l.
Keempat bagian ini merupakan satu kesatuan, tidak boleh dipisah-pisahkan. Berikut ini penjelasan singkat tentang ernpat perkara di atas.

1. Mengenal adanya Allah l
Kita wajib meyakini bahwa Allah Pencipta seluruh makhluk benar-benar ada, walaupun kita tidak pernah bertemu, melihat, mendengar
secua langsung. Banyak sekali dalil-dalil yang menunjukkan hal ini. Diantaranya firman Allah l:
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ [٥٢:٣٥]
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?
 (ath-Thur 52. 35)
Maksudnya, keadaan manusia atau makhluk yang sudah ada ini tidak lepas dari salah satu dari tiga keadaan:
a. Mereka ada tanpa Pencipta. Ini tidak mungkin. Tidak ada akal sehat yang bisa menerima bahwa sesuatu itu ada tanpa ada yang membuatnya.
b. Mereka menciptakan diri mereka sendiri. Ini lebih tidak mungkin lagi. Karena bagaimana
Mungkin sesuatu yang awalnya tidak ada menciptakan sesautu yang ada.
c. Inilah yang haq yaitu Allah l yang telah menciptakan mereka. Dialah sang pencipta Penguasa tidak ada sekutu baginya.

Seorang Arab Beduwi ditanya -Apakah bukti tentang adanya Allah l. Dia menjawab
"Subhhnallah Maha Suci Allah)! Sesungguhnya kotoran onta menunjukkan adanya onta, bekas telapak kaki menuniukkan adanya perjalanan!
Maka langit yang memiliki bintang-bintang, bumi yang memiliki jalan-jalan, lautan yang memiliki ombak-ombak, tidakkah hal itu menunjukkan
adanya al-Lathif (Allah Yarrg Maha Baik) al-Khabir (Maha Mengetahui)."
Imam Ahmad v ditanya tentang hal ini, beliau menjawab , "Ada sebuah benteng yang kokoh halus, tidak ada pintu dan jendela. Luarnya seperti
perak putih, dalamnya seperti emas murni. Ketika dalam keadaan  demikian, tiba-tiba temboknya terbelah, lalu keluarlah darinya seekor binatang yang dapat mendengar dan melihat, memiliki bentuk yang indah dan suara yang merdu."
Yang dimaksudkan oleh Imam Ahmad adalah seekor ayam yang keluar dari telurnya.
 (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, surat al-Baqarah, ayat ke-21)
Sesungguturya keyakinan adanya Sang Pencipta, Allah l, merupakan fithrah makhluk.
Oleh karena itulah Fir'aun, bahkan lblis, iuga meyakini hal ini. Allah l berfirman tentang Fir'aun dan kaumnya yang mengingkari mu'jizat
Nabi Musa r:
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ [٢٧:١٤]
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
 (an-Naml 27. 14)
Oleh karena itu, ddaklah semata-mata seseorang meyakini adanya Allah berarti dia adalah orang Islam atau beriman.

2. Mengenal Keesaan Rububiyah AIlah l
Kita wajib meyakini keesaan Rububiyah Allah l yaitu bahwa hanya Allah yang mencipta, memiliki, menguasai, dan mengatur seluruh makhluk. Hanya Allah l yang menghidupkan, mematikan, memberi rezeki, mendatangkan kebaikan, mendatangkan bencana. Tidak ada sekutu bagi Allah l dalam seluruh perkara di atas, baik malaikat, nabi, wali, Jin, Ruh, atau lainnya.
Rububiyah (mencipta, memiliki, dan mengatur/menguasai) seluruh alam semesta ini hanyalah bagi Allah semata. Allah l berfirman:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [١:٢]
Segala puji bagi Allah, Rabb (Pemilik, Penguasa) semesta alam.
 (al-Fatihah 1. 5)
Jenis tauhid ini tidak diingkari oleh orang-orang musyrik di zaman Rasulullah, bahkan mereka mengakuinya sebagaimana dinyatakan
oleh beberapa ayat al-Qur'an. Antara lain, firman
Allah l:
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ [١٠:٣١]
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"
(Yunus 10. 31)
Demikian juga Iblis mengakui hal ini, dia mengakui bahwa Allah-lah yang telah menciptakannya dari api.
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ [٧:١٢]
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
 (al-A’raf 7. 12)
Oleh karena itulah, seseorang yang meyakini adanya Allah dan keesaan kekuasaan-Nya belum bisa disebut orang Islam atau orang beriman,
sampai dia mengrmani keesaan uluhiyah Allah, juga mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah, sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini.

3. Mengenal Keesaan Uluhiyah Allah
(Haknya untuk diibadahi)
Kita meyakini bahwa yang berhak diibadahi hanya Allah l. Tidak boleh memberikan ibadah kepada selain Allah, walaupun kepada makhluk
yang dekat kepada-Nya seperti malaikat atau Rasul Allah l. Apalagi kepada makhluk yang derajatrya di bawah mereka, seperti: manusia, jin,
binatang, pohon, batu, senjata, planet, bintang ataupun lainnya.
Tauhid inilah makna yang terkandung di dalam perkataan La ililha illa Allah, karena maknanya adalah tidak ada yang berhak diibadahi selain
Allah. Dia l berfirman:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ [١:٥]
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
 (al-Fatihah 1. 5)
Allah l juga berfirman:

قُلْ إِنَّمَا يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ [٢١:١٠٨]
Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)"
(al-Anbiya'  21. 108)
Keimanan terhadap keesaan Uluhiyah Allah (hakNya untuk diibadahi) ini adalah inti dakwah seluruh rasul. Dan inilah yang diingkari oleh orang-
orang musyrik dan kafir. Allah berfirman:
وَعَجِبُوا أَن جَاءَهُم مُّنذِرٌ مِّنْهُمْ ۖ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَٰذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ [٣٨:٤]
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta".
أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ [٣٨:٥]
Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.
(Shad 38. 4-5)

Tujuan dari pengenalan keesaan uluhiyah Allah ini adalah supaya kita mencintai Allah, tunduk kepada-Nya takut dan berharap kepada-Nya serta mengesakan ibadah hanya kepada-Nya.
Ibadah kepada Allah yaitu merendahkan diri dan taat kepada Allah l dengan penuh kecintaan, pengagungan/ mengharapkan rahmat, dan takut terhadap siksa. Hal itu dilakukan dengan cara melaksanakan perintah Allah ua dan menjauhi larangan-Nya.
Adapun ruang lingkup ibadah yaitu segala yang dicintai dan diridhai oleh Allah l, baik berupa perkataan dan perbuataan, yang lahir maupun yangbatin.
Ibadah akan diterima oleh Allah dengan dua syarat yaitu Ikhlas dan mutaba'ah.
 Ikhlas yaitu: mencari ridha Allah semata,
 Sedangkan
 Mutaba'ah, yaitu mengikuti Sunnah (ajaran) Nabi Muhammad n saja.
Oleh karena itu orang yang meyakini keesaan hak Allah untuk diibadahi, dia akan mempersembahkan segala jenis ibadah hanya kepada-Nya semata. Di antara jenis-jenis ibadah adalah ketaatan yang mutlak dengan harap dan takut kecintaan yang disertai ketundukan mutlak;
do'a; niat di dalam beribadah (ikhlas), menyembelih binatang, takut, tawakal dan lainnya

4. Mengenal Nama-nama dan Sifat-Sifat Allah l

Yaitu mengimani dan menetapkan seluruh nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya, yang tersebut di dalam Kitab al-Qur'an dan Sunnah yarg shahih,
dengan tanpa menyerupakan dengan makhluk.
Allah l berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ [٧:١٨٠]
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
 (al-A’raf 7. 180)

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ [٤٢:١١]
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-
lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(asy-Syu’ra 42. 11)
Sesungguhnya Allah l adalah Yang Paling Tahu segala perkara termasuk yang paling tahu tentang Allah adalah Allah l sendiri.
Allah l berfirman:
قُلْ أَأَنتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ 
Katakanlah: "Apakah knmu lebih mengetahui ataukah Allah?"
 (al-Baqarah 2. 140)
Demikian iuga yang paling mengetahui tentang Allah di antara semua makhluk adalah Rasul-Nya.
Sehingga penjelasan para Rasul tentang Allah l adalah haq. Sedangkan perkataan orang-orang kafir dan musyrik tentang Allah hanyalah dugaan semata. Allah l berfirman:
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ [٣٧:١٨٠]
Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan.
وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ [٣٧:١٨١]
Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [٣٧:١٨٢]
Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
 (ash-Shaffat 37. 180-l82)
Oleh karena itulah mengenal nama dan sifat Allah l hanyalah lewat jalan wahyu. Imam Ahmad bin Hanbal v berkata tentang sabda
Nabi n:

Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia.
Atau:

Sesungguhnyn Allah akan dilihat pada hari Kiamat
Dan yang serupa dengan hadits-hadits ini,
"Kami beriman kepadanya dan membenarkannya, dengan tanpa (bertanya) bagaimana tanpa (menetapkan) makna (yang lain), tanpa menolak sesuatu darinya. Dan kami mengetahui bahwa semua yang dibawa oleh Rasulullah n adalah haq, kami tidak menolak Rasulullah    n. Dan kami tidak mensifati Allah lebih dari yang Dia menyifati
diri-Nya dengan tanpa batasan dan akhir. AIIah l
berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-
lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(asy-Syu’ra 42. 11)

Dan kami mengatakan (tentang sifat Allah) sebagaimana Dia berkata; Kami menyifati-Nya dengan semua sifat yang Allah pergunakan untuk
menyifati diri-Nya; Dan kami tidak melanggar batasan itu. Dan penyifatan dari orang-orang yang menyifati-Nya tidak sampai kepada hakikat-Nya.
Kami beriman kepada al-Qur'an semuanya, baik yang muhkam (maknanya jelas) dan mutasyabih (maknanya samar). Dan kami tidak akan menghilangkan dari-Nya satu sifat pun dari sifat-sifat-Nya karena kekejian yang dibuat-buat, kami tidak melanggar batas al-Qur'an dan al-Hadits. Dan kami tidak mengetahui hakekatnya keculai dengan
membenarkan Rasulullah n dan menetapkan al-Qur'an."
(Lum'atul l'tiqad, hlm. 3)

Inilah bagian-bagran mengenal kepada Allah dan beriman kepada-Nya. Semoga penjelasan ini menambah ilmu bagi kita semua dan semoga Allah selalu membimbing kita di atas jalan yang lurus.

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar