Home » » Adab Salam

Adab Salam

Written By faizin on Minggu, 20 Oktober 2013 | 04.45



Adab Salam


A.   Keutamaan Salam

1.       Mendapat Salam dari Allah l.
Allah l berfirman:
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً
“Maka apabila kamu memasuki suatu rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuni yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah yang diberi berkat lagi baik“
(An Nuur 24. 61)

2.       Amalan yang paling Utama.
Dari Abdullah bin Amr binAsh z berkata:
“Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi:

“Amalan apakah yang paling baik dalam Islam?”

Nabi menjawab: “Engkau memberi makan.
“Mengucapkan Salam kepada orang yang telah kamu kenal maupun yang belum kamu kenal“
(HR Bukhari 12)

3.       Perintah Rasulullah n.
Dari Baro’ bin ‘Azib z berkata Rasulullah n  melarang dan memerintahkan kami dalam tujuh perkara:
“Kami diperintahkan untuk mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan,  menolong orang yang dizhalimi, memperbagus pembagian, menjawab Salam dan mendo’akan yang bersin“
(HR Bukhari 1239)

4.       Mendatangkan kecintaan.
Dari Abu Hurairah z bahwasanya Rasulullah n bersabda:
“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman
dan tidaklah kalian beriman hingga saling mencintai,
maukah aku tunjukkan suatu amalan jika kalian mengerjakannya
niscaya kalian akan saling mencintai?

Tebarkan Salam diantara kalian!“

(HR Muslim 54)

5.       Masuk Surga dengan Selamat.
Dari Abdullah binSalam z  bahwasanya Rasulullah n bersabda:
“Wahai sekalian manusia, tebarkan Salam diantara kalian, berilah makan, sambunglah silaturahmi dan shalatlah tatkala manusia tidur malam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat“
(HR. Tirmidzi  2485)

B.    Etika Salam.

1.       Hukum dan sifat Salam.
Dari Imran bin Husain berkata:
“Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi n seraya mengucapkan Assalamu Alaikum  maka Nabi n menjawabnya dan orang tersebut kemudian duduk,
Nabi n berkata: ”Dia mendapat sepuluh pahala“
kemudian datang lagi seseorang yang lain mengucapkan Assalamu Alaikum warahmatullah maka Nabi n menjawabnya dan berkata:

“Dua puluh pahala baginya“

Kemudian ada yang datang kembali seraya mengucapkan Assalamu ‘Alaikum warahmatuhllah wa barakatuh Nabi pun menjawabnya  kembali  dan berkata:

“Dia mendapat tiga puluh pahala“

(HR Abu Dawud 5195)

Faedah Hadits:
a.           Memulai salam hukumnya Sunnah bagi setiap individu.
b.           Menjawab Salam hukumnya wajib menurut kesepakatan para Ulama.
c.       Salam yang paling utama adalah dengan mengucapkan Assalamu  ‘alaikum warahmatullah wa barakatuh.
d.           Hendaknya menjawab Salam serupa dengan yang memulainya atau lebih baik sesuai dengan firman Allah l:

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا

“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa“
(An Nisaa 4. 86)
e.           Mengucapkan salam berakhir pada ucapan Wabarakatuh.
  1. Anjuran mengucapkan Salam bagi orang yang datang.

2.       Dibencinya memulai Salam dengan ucapan Alaika Salam.
Dari Jabir bin Sulaim z berkata
 “Aku menemui Nabi n  seraya mengucapkan:

“Alaika salam Wahai Rasulullah“

maka Nabi n menegurku dan berkata:
“Jangan kamu ucapkan Alaika Salam merupakan salamnya orang yang meninggal!”
(HR Abu Dawud 5209)

3.       Anjuran mengulangi Salam hingga tiga kali.
Dari Anas bin Malik z berkata:
”Adalah Rasulullah n apabila  Salam beliau mengucapkannya 3 kali“
(HR Bukhari 6244)

4.       Mengeraskan suara ketika mengucapkan Salam dan menjawab Salam.
Dari Tsabit bin Ubaid z berkata:
”Aku pernah datang ke sebuah majlis yang Ibnu Umar ada didalamnya kemudian dia berkat kepadaku:
”Apabila engkau mengucapkan Salam maka perdengarkanlah! karena Salam merupakan penghormatan dari Allah yang berbarokah lagi baik“
(HR Bukhari dalam Adab Mufrod 1005)

5.  Salam kepada yang telah dikenal maupun yang belum dikenal.
Rasulullah n bersabda:
“Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari kiamat apabila Salam hanya ditujukan kepada orang yang telah dikenal“
(HR Ahmad 1/387)

6.       Tata Cara Salam.
Dari Abu Hurairah z bahwasanya Rasulullah n bersabda:
”Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan, yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak“
(HR Bukhari 6232)


7.       Salam kepada Wanita.
Boleh seorang laki-laki mengucapkan salam kepada wanita yang bukan mahramnya demikian pula sebaliknya asalkan aman dari fitnah.


8.       Memberi Salam kepada anak kecil.
Dari Anas bin Malik z suatu ketika pernah lewat didepan seorang anak kecil kemudian memberi salam padanya dan berkata:
“Demikian Nabi n melakukannya”
(HR Bukhari 6247)

9.       Larangan memulai Salam kepada Ahli Kitab.
Dari Abu Hurairah z bahwasanya Rasulullah n bersabda:
“Janganlah kalian memulai salam kepada Yahudi dan Nashara apabila kalian bertemu salah seorang diantara mereka dijalan maka persempitlah jalannya“
(HR Muslim 2167)

10.   Anjuran Salam ketika masuk rumah.
Berdasarkan hadits Abu Umamah Rasulullah n  bersabda:
“Ada tiga golongan yang dijamin Allah ketika hidup akan dicukupkan dan apabila meninggal akan masuk SurgaNya,
yaitu orang yang masuk rumah dengan mengucapkan  Salam,
orang yang keluar  menuju masjid (untuk shalat berjamaah),
dan orang yang berperang dijalan Allah“
(HR Bukhari dalam Adab Mufrod 1094)

11.   Mengirim Salam.
Berdasarkan hadits Aisyah bahwasanya dia mendapat salam
dari Malaikat Jibril dan menjawab:

“Alaihissalam warahmatullah wabarakatuh“

(HR Bukhari 6249)

12.   Salam sebelum berbicara.
Dari Ibnu Umar z bahwasanya Rasulullah n  bersabda:
“Barangsiapa yang memulai pembicaraan sebelum Salam maka janganlah kalian menjawabnya“
(HR Ibnu Suni dalam Amal yaum wa lailah 213)

13.   Mengucapkan salam sebelum berpisah.
Dari Abu Hurairah z bahwasanya Rasulullah n bersabda:
“Apabila salah seorang kalian datang kesebuah majlis hendaklah mengucapkan Salam,
jika ia hendak duduk maka duduklah dan
jika hendak meninggalkan majlis maka ucapkanlah Salam
dan tidaklah yang pertama lebih utama dari yang terakhir“
(HR Tirmidzi 2706)


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar